Mgr. Avien: Imam Menduduki Tempat Tuhan

Mau pilih yang mana. Imam yang baik atau tidak baik? Imam yang pandai tapi sombong atau pas-pas an tetapi baik? Imam yang lucu tapi suka marah atau tidak suka marah tapi diam terus? Imam yang pinter bicara, khotbah bagus tapi malas atau imam yang khotbahnya tidak bagus tapi rajin?

Pertanyaan pilihan-pilihan tentang imam itu diajukan oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo saat homili Misa Krisma di Gereja St. Yohanes Rasul Kedaton, Bandar Lampung, Selasa, 26 Maret 2024.

“Tentu kita akan memilih imam yang ideal. Imam yang pandai, rajin, ramah, pendoa, dll. Tetapi kita tidak bisa memilih. Imam dipilih oleh Tuhan,” ujar Mgr. Avien.

Sakramen  imamat sesungguhnya menyangkut semua orang yakni imamat umum. Kita diangkat menjadi anak Allah dan mendapat hak waris surga berkat Sakramen Babtis. Betapa hebatnya daya Sakramen Baptis itu, jelas Uskup.

Menduduki tempat Tuhan

Uskup memaparkan siapakah imam itu. Sakramen Imamat menaikkan manusia hingga sampai pada Tuhan. Betapa luar biasanya seorang imam! Seseorang yang menduduki tempat Tuhan – seseorang yang diperlengkapi dengan segala kuasa Allah.

Seperti Kristus berkata kepada para murid-Nya, “Pergilah, sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku…Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku.”

Ketika seorang imam mengampuni dosa, ia tidak mengatakan, “Tuhan mengampuni dosa-dosamu”; ia mengatakan “Saya mengampuni dosa-dosamu”. Pada saat Konsekrasi, imam tidak mengatakan, “Inilah Tubuh Kristus”; ia mengatakan, “Inilah Tubuh-Ku”.

Kuasa imam

St. Bernardus mengatakan bahwa segala sesuatu kita peroleh melalui Maria; kita juga boleh mengatakan bahwa segala sesuatu kita peroleh melalui imam. Ya, segala sukacita, segala rahmat, segala karunia surgawi. Seandainya kita tidak memiliki Sakramen Imamat, kita tidak akan memiliki Kristus. Siapakah yang menempatkan Ia di sana, dalam tabernakel? Imam. Siapakah yang menerima jiwamu pada saat jiwamu memasuki kehidupan? Imam. Siapakah yang memberi jiwamu makanan, memberinya kekuatan agar mampu menyelesaikan ziarahnya? Imam. Siapakah yang mempersiapkan jiwamu agar layak di hadapan Tuhan dengan membasuhnya, pada saat terakhir, dalam Darah Yesus Kristus? Imam – selalu imam. Dan apabila jiwamu sampai pada ajalnya, siapakah yang akan membangkitkannya, yang mohon agar jiwamu beristirahat dalam tenang dan damai? Sekali lagi imam. Kamu tidak akan dapat memikirkan satu berkat pun dari Tuhan tanpa sekaligus memikirkan juga gambaran seorang imam.

Pergilah mengaku dosa kepada Bunda Maria, atau kepada seorang malaikat; apakah mereka akan mengampuni dosa-dosamu? Tidak. Apakah mereka akan memberimu Tubuh dan Darah Kristus? Tidak. Santa Perawan tidak dapat menghadirkan Putra Ilahinya dalam hosti. Mungkin kamu ada bersama dua ratus orang malaikat, tetapi mereka tidak dapat mengampuni dosa-dosamu. Tetapi imam, betapa pun sederhananya dia, mempunyai kuasa untuk melakukannya; ia dapat mengatakan kepadamu, “Pergilah dalam damai; saya mengampuni dosa-dosamu”. Oh, betapa mengagumkannya seorang imam! Imam sendiri tidak akan mampu memahami betapa besar kuasa yang diberikan kepadanya hingga ia tiba di surga kelak. Jika saja ia mampu memahaminya di dunia ini, ia akan mati, bukan karena ketakutan, melainkan karena cinta. Pada Misa Krisma ini diadakan pembaruan janji imamat dan pemberkatan minyak suci. ***

M. Fransiska FSGM

 

 

 

 

 

Berita lain dari Keuskupan

  • All Posts
    •   Back
    • Berita Katolik Dunia
    • Berita Keuskupan
    • Komsos KWI
    • Komisi Keluarga

Keuskupan Tanjungkarang

keuskupantanjungkarang.org adalah website resmi Keuskupan Tanjungkarang yang dikelola langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Tanjungkarang

Kritik, usul, dan saran dapat menghubungi kami melalui komsosktjk18@gmail.com

Lokasi Kantor Keuskupan Tanjungkarang

© 2018-2024 Komsos Tanjungkarang | Designed by Norbertus Marcell

You cannot copy content of this page

Scroll to Top